Langsung ke konten utama

4 hal yang menjadi penghambat

Setiap hari kita pasti menginginkan diri ini menjadi lebih baik dari hari kemarin. Kita pun pastinya akan melakukan segala cara untuk merealisasikan itu. Namun pernahkah kamu merasa justru ada kemunduran dari hari kemarin dalam dirimu?

Belajar adalah salah satu cara untuk dapat tumbuh dan mengupgrade diri menjadi lebih baik. Namun sistem ataupun metode yang salah dalam belajar tidak akan membawamu kepada perubahan, melainkan sebaliknya. Adapun sifat ataupun prilaku yang harus kita hindari agar kita tidak stak dalam bertumbuh. Apa saja itu, mari kita bahas.

1. Ego menghalangi kamu belajar dari orang lain

Menurut Sigmund Freud, ego adalah bagian tak terpisahkan dari kepribadian manusia. Bahkan, ego adalah bagian dari identitas kita. Disebutkan pada laman Hello Sehat, ego fokus pada kepentingan mengutamakan diri sendiri dan membenarkan diri sendiri. Ego adalah salah satu faktor utama bagi kita untuk sulit bertumbuh, alasannya ada pada kemauan diri dan penilaian diri terhadap orang lain.

Diri kita terkesan melihat orang lain tidak lebih pintar ataupun tidak lebih baik dari kita, namun itulah penilaian yang salah. Nyatanya kita bisa belajar dari siapapun, walaupun itu orang yang kamu anggap gila sekalipun. Jadi jika kamu ingin menjadikan diri lebih baik lagi, turunkan lah egomu dan mulailah belajar dari orang-orang terdekatmu ataupun orang-orang yang kamu temui. Sejatinya kita tidak tahu pelajaran terbaik akan didapatkan dari siapa.

2. Iri menghalangi kamu untuk fokus pada diri sendiri

Iri adalah saat kita merasa tidak suka ataupun ada perasaan janggal tentang pencapaian yang didapat oleh orang lain. Perasaan ini muncul ketika kita merasa tidak mendapatkan apa-apa, sedangkan orang lain sedang ada pada titik kejayaan.

Namun sadar atau tidak, perilaku iri ini akan membuatmu menjadi Overthinking dan justru memberikan rasa sakit kepadamu. Menurutku kamu jauh lebih baik menjadikan itu sebagai motivasi dibanding membandingkan antara kamu dan dia. Karena sejatinya kamu juga bisa seperti dia, namun waktunya saja yang belum tepat. Akan ada saat dimana kamu juga akan merasakan hal yang sama dan mungkin jauh lebih baik dari apa yang didapatkan oleh orang lain. Jadi cobalah untuk mengubah rasa iri ini menjadi motivasi.

3. Marah menghalangimu untuk melihat dengan jelas

Kalian tentu sudah tidak meragukan lagi satu hal ini, yaitu Marah. Ketika marah atau amarah kita sedang meluap, disinilah saat dimana kita hilang kontrol atas diri sendiri. Melakukan hal tanpa berfikir dan bertindak tanpa tau apa yang akan terjadi. Semua ini tentu sangat merugikan kita untuk memperbaiki diri, disatu sisi kita harus bisa mengontrol dengan bijak dan benar.

"Dalam keadaan marah jadilah seperti orang mati, diam dan jangan lakukan apapun agar tak menyesal dikemudian hari." Dari kutipan kata-kata tersebut kita bisa belajar, bahwa amarah bisa menuntun kita kepada penyesalan jangka panjang jika tidak diredam dan menimbulkan kemenangan jika bisa mengontrol nya.

4. Takut menghalangimu mendapat kesempatan baik

"Anda harus keluar dari zona nyaman, kehilangan beberapa teman, kurangi jam tidur. Sebagian orang tidak paham itu." Ucapan dari seorang rapper bernapa tupac Shakur ini mengajarkan kepada kita bahwa ketakutan yang ada, itu haruslah dilawan karena semua itu hanya sesaat dan kesempatan itu tidak datang dilain waktu.

Coba bayangkan, jika kamu dihadapkan dengan gunung dan selangkah lagi kamu sampai puncak, namun sebelum itu kamu harus melewati jalan yang sangat curam. Apa yang akan kamu pilih, lanjut atau putar balik? Mungkin untuk sebagian orang mereka akan memilih lanjut karena mereka percaya dan mereka tidak mau menyia-nyiakan apa yang sudah mereka perjuangkan. Sedangkan orang yang terlalu takut akan memilih putar balik karena mereka merasa nyaman akan itu.

Terkadang perjuangan itu harus diawali oleh ketakutan. Namun ketakutan ini bukan untuk dirasakan, melainkan untuk kita lawan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menemukan arti cukup bagi diri kita

Dalam kehidupan yang serba sibuk dan seringkali terpaku pada keinginan yang tiada henti, perasaan cukup seringkali terabaikan. Namun, apa sebenarnya perasaan cukup itu? Bagaimana kita bisa menemukan arti cukup bagi diri kita?  Perasaan cukup bukanlah tentang memiliki segalanya, melainkan tentang merasa puas dengan apa yang kita miliki saat ini. Ini adalah kesadaran diri yang memungkinkan kita untuk menghargai keberlimpahan dalam kehidupan kita, tanpa terus-menerus mengejar lebih. Perasaan cukup  bisa membawa kebahagiaan yang tahan lebih lama. Ketika kita merasa cukup, kita tidak lagi terjebak dalam lingkaran tanpa akhir dari keinginan tak terpenuhi. Ini membantu kita memperkuat koneksi dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita. Di tengah kecenderungan budaya konsumtif dan tekanan untuk terus berprestasi, menemukan perasaan cukup bisa menjadi sebuah tantangan. Media sosial dan standar sosial juga dapat mempengaruhi persepsi kita tentang apa yang cukup. Dalam buku psy

teknologi

Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Kehadiran TIK dalam pendidikan bisa dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu (1) TIK sebagai alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, (2) TIK sebagai konten ata

kenapa harus mengenal diri sendiri?

Banyak orang menjalani hidup tanpa mendapatkan pemahaman yang jelas tentang diri mereka sendiri. Padahal dengan mereka bisa mengenali diri mereka sendiri, itu dapat meningkatkan kualitas serta bisa menuntun ke arah hidup yang lebih bahagia. Namun, meningkatkan kualitas diri tidak dapat dilakukan jika kita tidak mengenal diri ini dengan baik. Mengenal diri sendiri adalah kunci proses pengembangan diri, sehingga kita akan menyadari kemampuan, bakat, serta keterbatasan atau kekurangan yang ada di dalam diri kita masing-masing. Dengan demikian, Kita bisa menempatkan diri dalam pergaulan serta mengetahui tujuan hidup dan lebih mampu memaknai itu semua sambil mengolah kemampuan diri kita untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Tidak ada kata terlambat untuk belajar mengenal diri sendiri. Ketika kita sudah melakukannya, itu artinya kita akan siap menghadapi apapun yang akan terjadi kedepannya. Mengelola diri sendiri adalah upaya untuk mengurus diri kita sendiri. Kita harus memilik