Terkadang kita sebagai manusia sering sekali terkurung dengan apa yang ada di sekitar kita, baik dari perihal individu ataupun lingkungan. Ada yang terkurung karena perkataan orang tentang dirinya, bahkan ada yang terkurung karena penilai jelek terhadap dirinya sendiri yang justru menjadikannya tidak bisa keluar daripadanya.
Untuk hal seperti ini ada satu ilustrasi yang diambil dari prilaku tikus dan ayam yang ada dalam posisi terkurung. Mungkin dari sini bisa menjadikan acuan atau pembuka pikiran kalian tentang bagaimana sih seharusnya kita menyikapi hal-hal negatif tadi.
Coba deh amati, ketika tikus terkurung dalam sebuah perangkap, kalian pernah gak melihat dia kayak gak ada semangat untuk berusaha keluar dari sana, justru terkadang ia lebih memilih diam saja tanpa melakukan apa-apa, walaupun disekitarnya banyak hal-hal yang ia sukai, seperti makanan dan kebebasan namun tetap ia memilih seperti itu saja. Hal ini diibaratkan seperti kamu yang terperangkap didalam hal negatif, seperti omongan orang lain terhadapmu namun kamu memilih untuk memperdulikannya dan malah menjadi Overthinking terhadapnya atau bahasa kerennya silent treatment.
Sejujurnya tidak apa-apa kita terima omongan orang lain, tapi coba saring mana yang harus kamu terima dan mana yang harus kamu buang jauh-jauh. Kalau kamu hanya bisa menerima tanpa melakukan penolakan terhadapnya, ya sudah tinggal nikmati perasaan yang tenggelam dalam lautan Overthinking.
Berbeda dengan tikus tadi, justru si ayam ketika terkurung ia akan tetap seperti biasanya, memberontak dan terus berisik dengan berkokok, serta ketika diberi makan pun ia akan makan dengan lahap seperti biasanya. Nah seharusnya kamu meniru perilaku ayam ini, yang mana ia tetap berkehidupan layaknya seperti biasa walaupun tetep didalam kurungan. Jadi biarkan orang mau berkata apa, biarkan orang mau menilai seperti apa, tapi yang pasti dan paling penting, tetaplah hidup seperti biasanya, tetaplah beraktivitas seperti layaknya. Karena orang lain tidak bertanggungjawab atas apa yang akan kamu terima dan mereka tidak mau tahu tentang apa yang sedang kamu perjuangkan.
So..ayam mengajarkan sebuah nilai kebaikan yang amat baik untuk perkembangan kita. Dimana kita bisa belajar untuk selalu pada jalan yang terlah kita bangun, tak peduli seberapa banyak halangan dan rintangan di depan, yang pasti kita harus tetap maju. Karena sejatinya, jembatan yang panjang pasti berujung pada daratan yang luas dan perjuangan yang hebat, akan berakhir pada kebahagiaan yang besar.
Jadi kamu tipe yang seperti apa, kamu sebagai tikus yang selalu sibuk memikirkan hal-hal yang diluar kendali Sampai tidak sadar bahwa masih banyak hal yang bisa dinikmati atau kamu akan menjadi seperti ayam yang dengan kemampuan kecerdasan dan kemampuan belajarnya, justru mampu menyadari kekurangan yang ia miliki.
"You can choose to feel sad of what you lose in your life or happy of what you have."
Untuk hal seperti ini ada satu ilustrasi yang diambil dari prilaku tikus dan ayam yang ada dalam posisi terkurung. Mungkin dari sini bisa menjadikan acuan atau pembuka pikiran kalian tentang bagaimana sih seharusnya kita menyikapi hal-hal negatif tadi.
Coba deh amati, ketika tikus terkurung dalam sebuah perangkap, kalian pernah gak melihat dia kayak gak ada semangat untuk berusaha keluar dari sana, justru terkadang ia lebih memilih diam saja tanpa melakukan apa-apa, walaupun disekitarnya banyak hal-hal yang ia sukai, seperti makanan dan kebebasan namun tetap ia memilih seperti itu saja. Hal ini diibaratkan seperti kamu yang terperangkap didalam hal negatif, seperti omongan orang lain terhadapmu namun kamu memilih untuk memperdulikannya dan malah menjadi Overthinking terhadapnya atau bahasa kerennya silent treatment.
Sejujurnya tidak apa-apa kita terima omongan orang lain, tapi coba saring mana yang harus kamu terima dan mana yang harus kamu buang jauh-jauh. Kalau kamu hanya bisa menerima tanpa melakukan penolakan terhadapnya, ya sudah tinggal nikmati perasaan yang tenggelam dalam lautan Overthinking.
Berbeda dengan tikus tadi, justru si ayam ketika terkurung ia akan tetap seperti biasanya, memberontak dan terus berisik dengan berkokok, serta ketika diberi makan pun ia akan makan dengan lahap seperti biasanya. Nah seharusnya kamu meniru perilaku ayam ini, yang mana ia tetap berkehidupan layaknya seperti biasa walaupun tetep didalam kurungan. Jadi biarkan orang mau berkata apa, biarkan orang mau menilai seperti apa, tapi yang pasti dan paling penting, tetaplah hidup seperti biasanya, tetaplah beraktivitas seperti layaknya. Karena orang lain tidak bertanggungjawab atas apa yang akan kamu terima dan mereka tidak mau tahu tentang apa yang sedang kamu perjuangkan.
So..ayam mengajarkan sebuah nilai kebaikan yang amat baik untuk perkembangan kita. Dimana kita bisa belajar untuk selalu pada jalan yang terlah kita bangun, tak peduli seberapa banyak halangan dan rintangan di depan, yang pasti kita harus tetap maju. Karena sejatinya, jembatan yang panjang pasti berujung pada daratan yang luas dan perjuangan yang hebat, akan berakhir pada kebahagiaan yang besar.
Jadi kamu tipe yang seperti apa, kamu sebagai tikus yang selalu sibuk memikirkan hal-hal yang diluar kendali Sampai tidak sadar bahwa masih banyak hal yang bisa dinikmati atau kamu akan menjadi seperti ayam yang dengan kemampuan kecerdasan dan kemampuan belajarnya, justru mampu menyadari kekurangan yang ia miliki.
"You can choose to feel sad of what you lose in your life or happy of what you have."
Komentar